PERSROOM.COM, Jakarta - Salah-seorang terduga aksi bom bunuh diri di depan halaman gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/03), telah menulis surat wasiat kepada orang tuanya sebelum melakukan aksi.
Mereka ditengarai pasangan suami istri yang baru beberapa bulan menikah, dan suaminya yang berinisial L telah menulis surat wasiat kepada orang tuanya.
"Saudara L meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers, Senin (29/3).
Menurut Listyo, surat wasiat itu juga untuk "berpamitan" pada orang tuanya.
Kepolisian sudah melakukan identifikasi terhadap dua terduga pelaku tersebut, termasuk melalui tes DNA dengan membandingkan dengan keluarganya.
Hasilnya, "identik bahwa pelaku yang laki-laki betul bernama saudara L dan ini sudah kami cocokkan dengan keluarganya, sedangkan yang perempuan adalah saudara YSF," ucapnya.
Sementara itu, Kepolisian Polda Metro Jaya menangkap setidaknya empat orang terduga teroris di Kabupaten Bekasi dan kawasan Condet, Jakarta Timur, Senin (29/03).
Laporan kepolisian juga menyebutkan mereka telah menggerebek dua rumah milik terduga pelaku di dua lokasi itu, dan diantaranya menemukan "lima bom aktif yang siap digunakan".
"Ditemukan barang bukti antara lain lima bom aktif jenis bom sumbu yang siap digunakan dan kemudian lima toples besar yang di dalamnya berisi aseton kemudian H2O2 (hidrogen peroksida), HCL (Asam klorida), sulfur," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Senin (29/03).
Menurut Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, penggerebekan ini merupakan tindak lanjut dari penyelidikan kasus bom di Makassar.
Di Bekasi dan Condet, polisi menangkap empat orang, yaitu ZA (37 tahun), BS (42 tahun),AJ (46 tahun) dan HH (56 tahun).
Empat orang ini disebutkan merencanakan kegiatan teror dengan menggunakan bahan peledak.
Polisi sejauh ini masih menyelidiki kaitan penangkapan ini dengan kasus bom Makassar.
Sebelumnya, kepolisian menyatakan dua terduga pelaku bom bunuh diri di depan halaman gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/03) merupakan pasangan suami istri yang baru beberapa bulan menikah.
Hal itu diungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono. "Betul, pelaku pasangan suami istri baru menikah enam bulan," katanya, Senin (29/3).
Setelah insiden bom bunuh diri di Makassar, beredar foto seorang laki-laki mengendarai sepeda motor matic berboncengan dengan seorang wanita.
Motor dengan nopol DD 5984 MD tersebut tampak hancur. Menurut Argo, identitas laki-laki tersebut diketahui berinisial L.
Adapun yang perempuan, berinisial YSF, berprofesi sebagai pekerja swasta.
"Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya," ujar Argo.
Dia mengatakan, sejumlah tempat sudah digeledah untuk mencari bukti lainnya. Termasuk rumah pelaku.
"Kita tunggu hasil kerja anggota di lapangan. Kami berharap semua dapat diungkap dengan jelas."
Argo mengungkapkan, pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina.
"Pelaku berafiliasi dengan JAD," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Boy Rafli Amar di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), hari ini mengungkapkan kedua pengebom itu diduga berlatih membuat bom secara daring atau online.
"Ada informasi ini juga berkaitan dengan online training di media sosial yang dikembangkan oleh mereka. Jadi mereka mengembangkan tata cara pembuatan bahan peledak," ujar Boy.
Sejauh ini jumlah korban luka akibat bom bunuh diri yang masih dirawat di rumah sakit tinggal 15 orang. Sebanyak 13 diantaranya di rawat di RS Bhayangkari Makassar dan dua lainnya di RS Siloam.
"Dari 19 korban luka saat ini tinggal 15 orang. 4 lainnya diperbolehkan pulang menjalani rawat jalan," ungkap Kadivhumas Polri.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, hari Minggu (28/03), mengungkapkan bahwa L sebagai terduga pelaku serangan bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar punya kaitan dengan orang-orang yang melakukan serangan di Jolo, Filipina selatan.
"Kita tindak lanjuti dengan melaksanakan pemeriksaan DNA yang bersangkutan untuk bisa kita pertanggung jawabkan secara ilmiah, namun demikian hari ini untuk inisial pelaku saya kira kita sudah tuntas dan kita sedang kembangkan untuk mencari kelompok yang lain," kata Kapolri.
Ia mengatakan pelaku bom bunuh diri yang tewas sebanyak dua orang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan.
Ia juga mengatakan pihaknya sudah mengamankan kurang lebih empat orang di wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diduga terkait dengan kegiatan kelompok teroris.
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan serangan di Makassar "bukan merupakan bagian dari perjuangan agama dan tidak mewakili agama apa pun".
"Ini adalah betul-betul teror, ini adalah musuh kemanusiaan. Kalau pelakunya mengatasnamakan perjuangan agama tertentu, berarti dia telah bergama secara salah. Semua agama itu pro kemanusiaan dan anti terorisme," kata Mahfud.
Mahfud juga membuka kemungkinan bahwa serangan tersebut "bukan bermotif agama melainkan upaya mengadudomba masyarakat, seakan-akan kelompok tertentu sedang menyerang kelompok lain berdasarkan ikatan primordial".
Pada akhir Januari 2019, terjadi serangan terhadap gereja Katolik di Pulau Jolo menyebabkan 22 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka.
Selain mengungkap identitas terduga pekaku, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengatakan anggota Polri -- dengan didukung oleh personel TNI -- menjamin keamanan masyarakat, khususnya dalam rangkaian perayaan Paskah.
Ia mengatakan "masyarakat tidak usah panik."
Menko Polhukam Mahfud MD memastikan ledakan bom tersebut adalah serangan bom bunuh diri, yang menewaskan dua terduga pelakul, sementara 20 petugas dan jemaat gereja mengalami luka-luka.
Terkait kronologi kejadian, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Argo Yuwono mengatakan, "Ada dua orang yang berboncengan menggunakan sepeda motor matic."
"Dari informasi di lapangan, ditemukan kendaraan yang sudah hancur. Ada beberapa potongan tubuh, yang akan jadi bagian untuk meyakinkan penyidik
Argo juga mengatakan kepolisian menjamin keamanan peringatan wafatnya Isa Almasih pada Jumat (02/04) serta perayaan Paskah pada pekan depan tanggal 4 April.
Dalam keterangan pers, Presiden Joko Widodo meminta Kapolri mengusut tuntas jaringan bom bunuh diri ini.
Ia menyebut aksi terorisme seperti ini tidak terkait dengan agama tertentu dan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusutuntas jaringan-jaringan pelaku, dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya," kata Jokowi.
"Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Semua agama menolak ajaran terorisme apapun alasannya.
"Seluruh aparat negara tak akan membiarkan tindakan terorisme semacam ini dan saya meminta masyarakat agar tetap tenang menjalankan ibadah," ucapnya.
Merdisyam mengatakan korban luka-luka yang dilarikan ke rumah sakit berjumlah sembilan orang, lima merupakan petugas dan pengurus gereja sedangkan empat lainnya adalah umat.
Setelah ledakan ini, personel Gegana dan Brimob Polda Sulsel dikerahkan untuk melakukan pengamanan di sekitar gereja.
Tiga akses jalan di sekitar gereja ditutup.
Merdisyam juga mengatakan pihaknya bersama Densus 88 tengah mengolah identitas pelaku bom bunuh diri itu.
Ledakan ini terjadi sekitar pukul 10.20 Waktu Indonesia Tengah.
Apa yang terjadi?
Ledakan terjadi saat jeda antarmisa, kata Alphonso, seorang pengurus Gereja Katedral Makassar, kepada BBC News Indonesia.
Dia berada di halaman gereja saat ledakan terjadi.
Alphonso berkata, pelaku berusaha masuk ke gereja saat ibadah yang dimulai pukul 8.00 baru saja berakhir.
Namun seorang petugas gereja berinisial K menghentikan pelaku yang mengendarai sepeda motor.
Petugas gereja itu - melalui rekaman video saat luka-lukanya tengah dibersihkan - mengatakan "Saya tahan dia (yang naik motor) di depan pagar, dia mau masuk."
Sebelum perayaan Pekan Suci jelang paskah yang jatuh akhir minggu ini, pihak Gereja Katedral mengimbau umatnya untuk tidak membawa barang yang mencurigakan.
"Dia sempat ditahan karena nekat untuk masuk ke halaman gereja. Setelah itu pelaku meledakkan dirinya.
"Petugas gereja yang menahan pelaku terkena sedikit serpihan ledakan. Dia berada sangat dekat dengan ledakan karena berdiri di depan motor pelaku.
"Dia dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi sadar, masih bisa berbicara, tapi pendengarannya terganggu," ujar Alphonso.
Selain petugas gereja ini, Alphonso menyebut ada lima umat yang juga dilarikan ke rumah sakit karena terkena serpihan kaca.
Sebelum ledakan terjadi, sekitar seratus orang mengikuti ibadah di gereja ini. Alphonso berkata angka itu setengah dari kapasitas gereja.
Para pastor gereja disebut Alphonso dalam kondisi baik-baik saja. Pastor yang dijadwalkan memimpin misa pukul 11.00 belum masuk ke lingkungan gereja saat ledakan terjadi.
Keterangan saksi mata - ledakan kencang sekali
Saat pekaku menerobos masuk, puluhan orang keluar masuk gereja, kata saksi mata.
Petugas relawan Misa di Gereja Katerdral, Yahonna Massie, 48 tahun, mengaku berada 10 meter dari sumber ledakan.
Saat itu ia bertugas untuk membagikan daun palma pada jemaat yang datang pada Misa yang akan diselenggarakan pukul 11.00 WIT.
"Ada puluhan yang keluar masuk gereja saat itu," kata Yohanna saat ditemui BBC News tak jauh dari lokasi kejadian, Minggu (28/03).
"Kencang sekali. Suara ledakan yang belum pernah saya dengar," katanya.
Saat itu, kata dia, jemaat yang berada di gerbang langsung ditarik masuk ke dalam gereja. Semua panik, dan Yohanna menutup telinganya.
Yohanna mengatakan ledakan berasal dari seorang pengendara sepeda motor. Yohanna juga mengaku melihat ada potongan tubuh di sekitar lokasi kejadian.
"Saya lihat ada ususnya," katanya.
Saat ini seluruh jemaat sudah dipulangkan. Yohanna juga mengatakan ada dua orang yang dia lihat terluka.
Hansom, seorang saudara korban, menyebut serpihan benda tajam memicu luka di tubuh anggota keluarganya. Dia berharap kepolisian dan pemerintah Kota Makassar dapat mencegah kejadian seperti ini terulang.
"Luka-luka yang diderita oleh tiga korban hampir mirip semuanya ada luka bakar, meliputi tangan dan kaki, ada serpihan-serpihan benda tajam pada sekujur tubuh korban," kata Hansom.
"Harapan kami dari pihak keluarga adalah kepolisian dan jajarannya semoga mengusut tuntas kasus ini. Juga bagi pemerintah kota.
"Ke depan mudah-mudahan hal-hal seperti ini jangan disepelekan, lebih serius lagi terutama terkait keamanan," ujarnya.
Sumber : bbc.com